Stories

Dalam menjalankan usaha perkebunan kelapa sawit, PT AMP terekam berkonflik dengan beberapa kelompok masyarakat di Sumatera Barat.

Sejak tahun 2005, masyarakat Nagari Kapa telah berkonflik dengan PT PHP I.

Berbagai upaya dilakukan oleh masyarakat Tanjung Pangkal Nagari Lingkuang Aua untuk menuntut pengembalian lahan dari PT Gersindo Minang Plantation.

Masyarakat Adat di Nagari Salareh Aia memperjuangkan keadilan untuk mendapatkan pengakuan dan perlindungan atas hak atas tanah ulayat dari pemerintah dan PT Perkebunan Pelalu Raya.

Masyarakat Kampung Surau dan Suku Melayu Tangah Balukau Dalam Timpeh masih berupaya mencari jalan untuk pengembalian tanah ulayat mereka yang telah dikuasai oleh PT Bina Pratama Sakato Jaya.

PT Andalas Wahana Berjaya, perusahaan pemasok sawit untuk Wilmar, terlibat konflik dengan masyarakat Tebing Tinggi akibat tidak adanya kejelasan atas realisasi kesepakatan terkait plasma.

PT Laras Internusa beroperasi di lahan perkebunan perusahaan yang berasal dari tanah ulayat dan memicu berbagai konflik di masyarakat.

Sejak dikeluarkannya HGU perusahaan pada tahun 1997-1998, PT Primatama Mulya Jaya menuai konflik dengan Kelompok Tani Karya Saiyo dan Petani Bungo Tanjung Sungai Talang Nagari Koto Baru.

Laporan Pemantauan

Perjuangan Warga Desa Karang Sindemen

Kebun Cendana

Kelompok Perempuan

Produk Wilayah Kelola Rakyat

Pondok Belajar Pangan Berkelanjutan ini merupakan bagian dari Akademi Ekologi yang dikelola oleh WALHI Sumatera Barat bersama KPA Winalsa sebagai salah satu anggota WALHI. Untuk pengelolaan harian dan teman belajar ditempatkan satu orang Manager Pondok Be

Di Sumatera Barat, terdapat empat belas komunitas masyarakat yang menghadapi konflik dengan perusahaan Wilmar. Namun, mereka tidak kunjung mendapatkan keadilan atas berbagai upaya resolusi konflik yang mereka lakukan.

Profil WKR